Selasa, 26 April 2011

Pendekatan Komparatif Dalam Studi Islam


A.  Pendahuluan
ketika Islam menjadi suatu kajian, maka yang harus diketahui ialah dimana agama didudukkan dalam kajiannya. Sebab selain agama bersifat manusiawi dan historis, agama juga bersifat transcendental. Pada tataran pertama, agama dipandang sebagai gejala budaya dan sosial sementara pada tataran yang kedua agama sebagai hal yang bersifat normative-doktrinal. Dengan mengetahui hal tersebut, maka pengkaji akan mengetahui pada sisi mana agama akan dijadikan sebagai objek kajian.[1] Setelah objek kajian jelas, hal yang perlu kemudian diketahui ialah bagaimana cara pengkaji mendekati objek tersebut.

B.  Pengertian Pendekatan Komparatif
            Middleton, guru besar antropologi di New York University, berpendapat bahwa penelitian agama (research on religion) dengan penelitian keagamaan (religious research) memiliki perbedaan. Pertama lebih menekankan pada materi agama, sehingga sasarannya pada tiga elemen yaitu ritus, motis dan magik. Kedua, lebih menekankan pada agama sebagai system keagamaan (religious system).[2] Dalam pandangan Amin Abdullah agama pada saat ini tidak dapat didekati dan difahami hanya lewat pendekatan teologis-normatif semata-mata, sebab ada pergeseran paradigm dari pemahaman yang berkisar pada doktrin kearah entitas sosiologis, dari diskursus esensi kearah eksistensi.[3]

C. Penggunaan Pendekatan Komparatif dalam Tradisi Intelektual Islam       
     (Muqaranat al Madzahib, Milal, Firaq)
            Sarjana muslim abad pertengahan menulis risalah tentang agama dan sekte- sekte agama dilatarbelakangi beberapa factor, diantaranya adalah faktor ideologis, politis dan intelektual. Hal ini terlihat dari ketika ekspansi Islam sampai ke beberapa wilayah strategis di Asia, Afrika maupun wilayah Eropa yang semakin meluas. Seiring dengan itu, kebutuhan untuk mengenal agama-agama lain menjadi sesuatu yang tidak terhindari.[4] Terlepas dari tujuan politis maupun ideologis, beberapa sarjana muslim telah melakukan observasi lapangan tentang agama dan komunitas agama di daerah tersebut.

            D. Tokoh dan Karya Utama
            Diantara  karya-karya besar kajian ke Islaman mulai dirintis dan dikembangkan oleh sarjana, teolog dan heresiograf muslim. Abu Rayhan al-Biruni (w. 1048), Ibn Hazm (w. 1064), dan ‘Abdul Karim al-Syahrastani (w.1153), adalah tiga nama yang cukup dikenal dibidang ini. Ketiganya bahkan dianggap sebagai tokoh utama dalam bidang kajian agama-agama dan heresiografi yang merepresentasikan generasi sarjana muslim di tiga wilayah berbeda. Al-Biruni merupakan sarjana kenamaan asal Kwarizm (Uzbekistan) yang menelurkan banyak karya dibidang sains., ia juga menulis peradaban dunia yang berkaitan dengan agama dan filsafat. Ibn Hazm merupakan generasi emas telah menulis karya-karyanya dalam bidang hokum, polotik, sastra dan agama-agama. Sementara itu al Syahrastani, filsuf dan sekaligus teolog besar Asy-‘ariyah pasca al-Ghazali menyempurnakan model analisis heresiografi yang telah ditulis sarjana muslim sebelumnya.

E. Pendekatan Komparatif dalam Studi Agama
            Dalam kajian studi agama, pendekatan dapat dilakukan dengan beberapa hal, yaitu pendekatan antropologis, pendekatan teologis, pendekatan psikologi dan pendekatan sosiologis.



F. Pendekatan Komparatif dalam Studi Islam
            Islam sebagai agama tentu saja bisa diteliti secara detail menyangkut apa saja yang terkait didalamnya, mulai dari cara bertuhan, sampai beramal. Apalagi kalau persoalan agama ini menyangkut lebih dari satu agama, sudah barang tentu studi pendekatan agama merupakan keharusan ilmiah yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Dalam hal ini ada dua pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu pendekatan filologi dan sejarah pendekatan fenomenologi dan pendekatan fenomenologi.

G. Signifikasi dan Kontribusi Pendekatan Komparatif dalam Studi Islam
            Secara umum studi agama memiliki tugas nyata untuk mengatasi kecenderungan balkanisasi, baik didalam studi area atau tradisi naupun metodologi. Pendekatan komparatif telah memberikan kontribusi bagi pengkaji agama dalam melakukan studi keagamaan selain pendekatan teologis normatif. Studi agama sekarang dapat didekati melalui pendekatan sosiologis, antropologis, psikologis, historis, filosofis dan kebudayaan.

H. Penutup
            Pendekatan komparatif dalam studi Islam adalah pengkajian yang dilakukan dengan melihat sisi perbedan dan menjadikannya sebagai bahan kajian. Dalam kaitan ini akan dijumpai dua inovasi utama, yaitu: pertama, penyelidikan atas perkembangan teologis yang konvergen (mengarah pada ttitik temu). Kedua, upaya-upaya kontemporer untuk membandingkan teologi-teologi. Dengan memahami, menganalisis dan membandingkan ajaran, konsep, dan pandangan dari suatu agama, akan jelas terlihat.




[1] M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam: Dalam Teori dan Praktek (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 11-12.
[2] Mudzhar, Pendekatan, h. 35
[3] Amin Abdullah, Studi Agama; Noratifitas atau Historisitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h. 9.
[4] Buku yang mengulas persebaran Islam di beberapa wilayah tersebut antara lain T.W. Arnold, The Preaching of Islam: a History of the Propagation of the Muslim Faith (Lahore: Kasymiri Bazar, 1961).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar